PosKota-nya Solo

Sungguh beruntung. Karena kuliah di Solo akupun turut menjadi saksi atas berlakunya mitos tersebut. Pasca reformasi, saat di daerah-daerah lain belum terjadi booming media, banyak media baru telah lahir di Solo. PosKita merupakan salah satunya. Tentu saja fenomena ini sangat menyenangkan bagi aku yang hobi menulis.
Media baru merupakan peluang dan tantangan baru yang cukup memicu adrenalin untuk menulis sesuatu yang baru. Dan ternyata...aku cukup berhasil menembusnya. Sebagian besar tulisan yang kukirimkan selalu dimuat. Whew... sungguh peluang yang cukup mengasyikan dan melenakan. Sayangnya karena banyak dimuat aku lupa untuk mendokumentasikannya. Saat mencoba mengumpulkan tulisan-tulisanku di sana, aku justru kesulitan. Yah... pada kemana yah? Jangan-jangan benar kata peribahasa Inggris, "easy come easy go!". Namun tak apa... setidaknya akhirnya ada yang ketemu.
Aku jadi kangen Solo nih. Sayangnya nasib PosKita ini tidak secermelang nasib PosKota. Atau jangan-jangan mereka terbebani oleh mitos kota Solo sebagai kuburan surat kabar.
Sekarang aku sudah tidak pernah ke Solo. Namun sempet aku dengan sekarang Poskita telah berganti nama menjadi Bengawan Pos. Doaku, mudah-mudahan nama baru itu mampu menisbiskan karma kota Solo sebagai kuburan surat kabar yang selalu membebani media-media di sana.
I Miss You so Much Solo...